Biaya Urus Label Halal: Murah atau Mahal? Fakta Lengkap

Biaya Urus Label Halal: Murah atau Mahal? Fakta Lengkap


Pernahkah Anda bertanya-tanya, “Apakah biaya urus label halal itu mahal?” Pertanyaan ini sering muncul di kalangan pelaku usaha, terutama UMKM dan industri makanan minuman yang sedang berkembang. Banyak yang menganggap biaya pengurusan label halal bisa menguras kantong, sehingga menunda prosesnya.

Padahal, kalau dipikir ulang, label halal bukan cuma sekadar stempel formalitas. Label ini bisa menjadi tiket masuk ke pasar yang lebih luas—baik ritel modern, marketplace online, bahkan ekspor. Jadi, apakah benar biaya pembuatan label halal itu mahal? Mari kita bongkar faktanya satu per satu supaya Anda bisa menilai sendiri.


Pentingnya Label Halal Bagi Bisnis

Pentingnya Label Halal Bagi Bisnis


Mengapa label halal jadi begitu penting sekarang? Jawabannya sederhana: kepercayaan konsumen.

Bagi masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim, label halal adalah jaminan bahwa produk yang mereka konsumsi atau gunakan terjamin kehalalannya. Bayangkan kalau Anda punya produk makanan enak, packaging menarik, tapi tidak punya label halal—peluang besar Anda ditinggalkan konsumen, bukan?

Selain itu, label halal membuka akses pasar yang lebih luas. Misalnya:


Dengan kata lain, label halal bukan sekadar kewajiban hukum (karena ada Undang-Undang Jaminan Produk Halal), tapi juga strategi branding dan marketing. Nilai tambah inilah yang sering dilupakan pelaku usaha.


Fakta Tentang Biaya Label Halal

Fakta Tentang Biaya Label Halal


Nah, sekarang mari kita bahas hal yang paling bikin penasaran: berapa sih sebenarnya biaya mengurus label halal MUI atau BPJPH?

 1. Biaya Resmi dari BPJPH

Berdasarkan informasi terbaru dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) di bawah Kementerian Agama, biaya pengurusan label halal berbeda tergantung kategori usaha.

  •  UMKM (Usaha Mikro dan Kecil): Bisa gratis melalui program sertifikasi halal self-declare. Program ini disubsidi pemerintah setiap tahun untuk kuota tertentu.
  •  Usaha Menengah dan Besar: Biaya bervariasi mulai dari Rp 300 ribu – Rp 5 juta, tergantung kompleksitas produk, jumlah item, dan proses audit yang diperlukan.

 2. Perbedaan UMKM vs Industri Besar

UMKM biasanya mendapatkan prioritas dan keringanan biaya. Tapi kalau perusahaan Anda sudah masuk kategori menengah atau besar, maka ada proses audit halal yang lebih detail, sehingga biayanya juga lebih tinggi.

Misalnya, industri F\&B dengan banyak lini produk (minuman, frozen food, bumbu instan) tentu lebih rumit dibanding UMKM yang hanya punya 1–2 produk makanan ringan.

 3. Faktor yang Mempengaruhi Biaya

Biaya pengurusan label halal bisa naik turun tergantung:

  •  Jumlah produk yang didaftarkan. Semakin banyak SKU, semakin besar biaya.
  •  Jenis usaha. Restoran, kafe, atau industri pabrik berbeda dengan usaha retail kecil.
  •  Proses audit. Jika ada bahan impor, sertifikasi bahan baku tambahan juga bisa menambah biaya.
  •  Jasa konsultan. Jika Anda menggunakan jasa pendampingan halal seperti Konsultan Halal, ada tambahan biaya profesional. Namun, ini sering justru mempercepat proses dan menghindari kesalahan.


Tabel Perbandingan Estimasi Biaya Label Halal Berdasarkan Jenis Usaha
Jenis Usaha Jumlah Produk (SKU) Biaya Resmi BPJPH Audit Halal (LPH) Biaya Konsultan (Opsional) Total Estimasi
Restoran Kecil (UMKM F&B) 5 menu Rp 0 – Rp 500.000 Tidak ada (Self-Declare) Rp 1 – 2,5 juta Rp 0 – Rp 3 juta
Pabrik Minuman Sedang 10 SKU Rp 2,5 – 4 juta Rp 5 – 7,5 juta Rp 5 – 10 juta Rp 12,5 – Rp 21,5 juta
Pabrik Makanan Besar 30 SKU Rp 5 – 7,5 juta Rp 15 – 25 juta Rp 15 – 30 juta Rp 35 – Rp 62,5 juta
Kosmetik Home Industry 3 produk Rp 300 – 500 ribu Rp 2,5 – 5 juta Rp 3 – 5 juta Rp 5,8 – Rp 10,5 juta
Catatan: Estimasi di atas bersifat indikatif. Angka terendah memperhitungkan kuota & program subsidi untuk UMKM; angka tertinggi memasukkan biaya audit lengkap & jasa konsultan. Jika butuh versi tabel tanpa min-width (untuk tema sempit), beri tahu saya.


Apakah Biaya Halal Tergolong Murah atau Mahal?

Apakah Biaya Halal Tergolong Murah atau Mahal?


Sekarang pertanyaan utamanya: murah atau mahal?

Kalau dilihat sekilas, Rp 300 ribu sampai Rp 5 juta mungkin terasa mahal, apalagi bagi UMKM. Tapi mari kita bandingkan dengan potensi keuntungan yang bisa Anda dapatkan:

  •  Naiknya kepercayaan pelanggan. Produk dengan label halal lebih cepat dipilih dibanding produk tanpa label.
  •  Kemudahan masuk ritel & marketplace. Banyak jaringan distribusi besar yang tidak akan menerima produk tanpa sertifikat halal.
  •  Peluang ekspor. Bayangkan kalau Anda bisa masuk pasar Malaysia atau Arab Saudi, omzet bisa berkali-kali lipat dibanding hanya jualan di lokal.

Jika dihitung sebagai investasi jangka panjang, biaya label halal sebenarnya relatif murah. Sama seperti membayar sewa toko atau biaya marketing, hanya saja label halal memberikan jaminan legalitas dan trust yang permanen.


Tantangan yang Sering Dihadapi UMKM

Tantangan yang Sering Dihadapi UMKM


Walaupun program halal sudah ada, banyak UMKM tetap ragu untuk mengurus label halal. Beberapa tantangan yang sering muncul antara lain:

  1. Ketakutan biaya tinggi. Banyak yang tidak tahu ada program gratis untuk UMKM.
  2. Kurangnya informasi proses. Tidak semua pelaku usaha paham step-by-step sertifikasi halal.
  3. Keterbatasan SDM. UMKM biasanya sibuk produksi dan jualan, sehingga urusan dokumen sering terbengkalai.
  4. Kesalahan administrasi. Hal kecil seperti salah input dokumen bisa membuat pengajuan ditolak, lalu mengulang dari awal.

Inilah mengapa banyak UMKM akhirnya menyerah sebelum mencoba. Padahal, kalau tahu trik dan jalur yang tepat, semua bisa lebih mudah.


Tips Mengurus Label Halal dengan Efisien

Tips Mengurus Label Halal dengan Efisien


Biar Anda tidak pusing, ada beberapa cara untuk mengurus biaya pengurusan label halal secara efisien:

  1. Manfaatkan program subsidi atau gratis. Pemerintah setiap tahun membuka kuota sertifikasi halal gratis untuk UMKM. Rajin cek di website BPJPH atau hubungi Dinas Koperasi setempat.
  2. Gunakan jasa konsultan halal. Kalau tidak mau ribet, Anda bisa pakai pendampingan dari pihak ketiga seperti Jasa Sertifikasi ISO Halal. Biayanya memang ada, tapi biasanya lebih cepat dan minim kesalahan.
  3. Persiapkan dokumen lebih awal. Jangan tunggu deadline. Siapkan data bahan baku, supplier, dan proses produksi sejak awal supaya tidak ada revisi berulang.
  4. Cari informasi resmi. Hati-hati dengan oknum calo yang menawarkan harga “paket murah”. Pastikan semua sesuai aturan BPJPH.

Dengan strategi ini, biaya label halal bisa ditekan seminimal mungkin tanpa mengurangi kualitas hasil.


Penutup

Dari pembahasan di atas, jelas bahwa biaya label halal bukanlah beban, melainkan investasi untuk bisnis Anda. Dengan sertifikasi halal, produk Anda lebih dipercaya konsumen, lebih mudah masuk ritel, bahkan berpeluang ekspor.

Jadi, kalau selama ini Anda ragu karena takut mahal, buang jauh-jauh keraguan itu. Biaya pembuatan label halal sebanding dengan manfaat besar yang Anda dapatkan.

Kalau Anda ingin proses lebih cepat dan minim ribet, bisa langsung hubungi konsultan terpercaya. Salah satunya adalah PT Bintang Solusi Utama yang siap membantu dari awal sampai selesai. Anda bisa langsung konsultasi di nomor 0812-1000-3431.


FAQ – Pertanyaan yang Sering Diajukan

1. Berapa biaya urus label halal untuk UMKM?

   UMKM bisa mendapatkan sertifikasi halal gratis melalui program pemerintah, tapi kuotanya terbatas setiap tahun.

2. Apakah biaya label halal MUI masih berlaku?

   Sekarang sertifikasi halal diurus BPJPH, bukan MUI. Namun, auditor halal tetap melibatkan LPH dan MUI.

3. Berapa lama proses mengurus label halal?

   Rata-rata 21–60 hari kerja, tergantung kelengkapan dokumen dan proses audit.

4. Apakah restoran wajib punya label halal?

   Jika target konsumen mayoritas muslim, restoran sangat disarankan punya sertifikat halal untuk meningkatkan trust.

5. Apakah semua produk makanan wajib halal?

   Ya, sesuai UU Jaminan Produk Halal, makanan dan minuman yang beredar wajib memiliki sertifikasi halal.

6. Bagaimana jika produk saya pakai bahan impor?

   Harus dilampirkan sertifikat halal dari negara asal atau dokumen pendukung lain.

7. Apa bedanya label halal self-declare dengan reguler?

   Self-declare hanya untuk UMKM dengan produk risiko rendah. Untuk usaha besar tetap perlu audit halal.

8. Bagaimana cara cek keaslian label halal?

   Cek di aplikasi SiHalal BPJPH untuk memastikan sertifikat terdaftar resmi.

9. Apakah produk kosmetik juga wajib halal?

    Ya, mulai 2026 seluruh produk kosmetik wajib bersertifikat halal.

Tidak Perlu Khawatir, Inilah Daftar Tarif Sertifikasi Halal Terbaru yang Bisa Anda Pertimbangkan
Berikut adalah daftar tarif sertifikasi halal terbaru yang bisa menjadi pertimbangan bagi produsen:

Postingan Terkait

Tidak ada komentar:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Cari Layanan Jasa Konsultan